BMH Bojonegoro

Mengapa Harus Ekonomi Syari'ah

Ditengah himpitan popularitas dan hegemoni ekonomi konvensional pada saat ini, ekonomi islam mencoba bangkit untuk membawa manusia pada kemakmuran, ketentraman dan kenyamanan hidup tanpa adanya unsur-unsur yang merugikan orang lain. Karena memang prinsip ekonomi islam yang bebas dari unsure MAGRIB ( Maisir, Ghoror, Riba).
Ekonomi yang berlandaskan nilai-nilai ilahi, yang bersumber dari ketentuan-ketentuan tuhan yang memang patut dijalankan oleh manusia sebagai ciptaanya yang harus mengingat dan menyembahnya. Oleh karena itu ekonomi syariah menjadi system ekonomi yang adil dan manusiawi, sebab tuhan sebagai pencipta tahu apa yang terbaik bagi ciptaanya.

Berbeda dengan ekonomi konvensional yang cenderung menonjolkan kesuksesan individu yang biasanya mengabaikan hak orang lain untuk mencapai kesuksesan.
Ekonomi Syariah dan Sistem Ekonomi Syariah merupakan perwujudan dari paradigma Islam. Pengembangan ekonomi Syariah dan Sistem Ekonomi Syariah bukan untuk menyaingi sistem ekonomi yang lain, akan tetapi lebih ditujukan untuk mencari suatu sistem ekonomi yang mempunyai kelebihan-kelebihan dan menutupi kekurangan-kekurangan dari sistem ekonomi yang telah ada.

Islam diturunkan ke muka bumi ini dimaksudkan untuk mengatur hidup manusia guna mewujudkan ketentraman hidup dan kebahagiaan umat di dunia dan di akhirat sebagai nilai ekonomi tertinggi. Umat di sini tidak semata-mata umat Muslim tetapi, seluruh umat yang ada di muka bumi. Ketentraman hidup tidak hanya sekedar dapat memenuhi kebutuhan hidup secara melimpah ruah di dunia, tetapi juga dapat memenuhi ketentraman jiwa sebagai bekal di akhirat nanti. Jadi harus ada keseimbangan dalam pemenuhan kebutuhan hidup di dunia dengan kebutuhan untuk akhirat.

Menurut Islam, kegiatan ekonomi harus sesuai dengan hukum syara’. Artinya, ada yang boleh dilakukan dan ada yang tidak boleh dilakukan atau dengan kata lain harus ada etika. Kegiatan ekonomi dan kegiatan-kegiatan lainnya yang bertujuan untuk kehidupan di dunia maupun di akhirat adalah merupakan ibadah kepada Allah. Semua kegiatan dan apapun yang dilakukan di muka bumi, kesemuannya merupakan perwujudan ibadah kepada Allah. Dalam Islam, tidak dibenarkan manusia bersifat sekuler yaitu, memisahkan kegiatan ibadah dan kegiatan duniawi.
Jadi, harta pada hakikatnya adalah milik Allah, dan harta yang dimiliki oleh manusia sesungguhnya merupakan pemberian Allah, oleh karenanya harus dimanfaatkan sesuai dengan perintah Allah. Menurut Islam, orientasi kehidupan manusia menyangkut hakikat manusia, makna hidup, hak milik, tujuan penggunaan sumberdaya, hubungan antara manusia dan lingkungan, harus didasarkan pada Al-quran dan Hadist.

Oleh : Reza Efasa
Ketua BMT AS-Sakinah Bojonegoro


Jika Anda Menyukai Artikel Blog ini, Masukan Alamat Email Anda Pada Kolom di Bawah, Maka Anda Akan Mendapatkan Kiriman Email Setiap Kali Ada Posting Baru. Terima Kasih Atas Partisipasinya:

JANGAN LUPA CEK EMAIL ANDA UNTUK VERIFIKASI BERLANGGANAN VIA EMAIL

1 komentar:

untuk kajian akademis yang lebih mendalam silahkan mampir

Posting Komentar

Demi kemajuan kami, silahkan beri komentar anda..!

Suara Hidayatullah Pendidikan Islam Jaringan Masyrakat Bertauhid Jaringan Masyrakat Bertauhid